Minggu, 30 Oktober 2016

Fakta Unik dibalik Golongan darah A B O dan AB, Terbukti !!

Fakta Unik dibalik Golongan darah A B O dan AB, Terbukti !!
Kepribadian dan sifat seseorang berbeda-beda tapi menurut penelitian golongan darah bisa menggambarkan Kepribadian dan Sifat seseorang. Kali ini kita akan membahas karakteristik tiap golongan darah. Apa golongan kalian..??

Sifat Secara Umum
1. Golongan Darah A = Terorganisir, konsisten, jiwa kerja-samanya tinggi, tapi selalu cemas ( karena konon golongan darah ini terkenal perfeksionis ) yang kadang bikin orang mudah sebal dengannya.
 2. Golongan Darah B = Santai, easy going, bebas dan paling menikmati hidup.
 3. Golongan Darah O = Berjiwa besar, supel,suka mengalah dan alergi pada yang detil.
 4. Golongan Darah AB = Unik, cuek, banyak akal, dan berkepribadian ganda.

Ketepatan Waktu, Dari Yang Paling Ngaret Kalau Janjian
1. Golongan Darah B = karena terkenal paling santai
2. Golongan Darah O = karena flamboyan
3. Golongan Darah AB = karena gampang berubah `mood`
4. Golongan Darah A = karena gagal disiplin


Yang Paling Susah Mentolelir Kesalahan Orang
1. Golongan Darah A = karena perfeksionis dan narsisme-nya terlalu besar
2. Golongan Darah B = karena easy going, tapi juga gampang menuduh
3. Golongan Darah AB = karena asal beda
4. Golongan Darah O = mudah memutuskan sesuatu , tapi mudah juga memaafkan

Yang Paling Bisa Dipercaya
1. Golongan Darah A = karena konsisten dan taat hukum
2. Golongan Darah O = demi menjaga keseimbangan
3. Golongan Darah B = demi menjaga kenikmatan hidup
4. Golongan Darah AB = mudah ganti `mood`

Yang Paling Disukai Untuk Jadi Teman
1. Golongan Darah O = orangnya sportif
2. Golongan Darah A = selalu tepat waktu
3. Golongan Darah AB = kreatif
4. Golongan Darah B = tergantung mood

Kebalikannya, Teman Yang Paling Disebalin
1. Golongan Darah B = egois, semaunya sendiri
2. Golongan Darah AB = terlalu tinggi harapannya
3. Golongan Darah A = terlalu taat dan ribut mengenai hal-hal yang detil
4. Golongan darah O = sulit mengalah

Yang Paling Banyak Jadi Direktur & Pemimpin
1. O ( karena punya jiwa kepemimpinan yang tinggi dan senang memecahkan masalah)
2. A ( karena teliti dan perfeksionis )
3. B ( karena sensitif dan mudah ambil keputusan )
4. AB ( karena kreatif dan suka ambil resiko )

Yang Paling Gampang Nabung
1. A ( suka menghitung bunga bank )
2. O ( suka melihat prospek )
3. AB ( menabung karena punya proyek )
4. B ( baru menabung kalau punya uang banyak )

Yang Paling Gampang Gendut
1. O (nafsu makan besar, makannya cepat)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yang ada di piring, suka terpengaruh program diet)
4. AB (makan tergantung mood, mudah kena anoreksia)

Yang Paling Gampang Flu/Demam/Batuk/Pilek
1. A ( lemah terhadap virus dan penyakit menular )
2. AB ( lemah terhadap kebersihan )
3. O ( makan apa saja enak atau nggak enak )
4. B ( makan, tidur nggak teratur )

Apa yang Perlu Dianjurkan Agar Tetap Sehat
1. A : Karena terlalu perfeksionis , lebih baik sekali-sekali santai aja, deh. Nggak usah terlalu tegang dan serius.
2. B : Karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius dikit. Misalnya melakukan meditasi atau main catur.
3. O : Karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengontrol yang santai dan jalan-jalan.
4. AB : Karena gampang lelah, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin kamu lega.

Yang Tidurnya Paling Nyenyak & Susah Dibangunkan
1. B ( tetap mendengkur biarpun ada Tsunami )
2. AB ( jika lagi mood, tidur adalah segalanya )
3. A ( tidur harus 8 jam sehari,sesuai hukum )
4. O ( baru tidur kalau bener-bener capek dan membutuhkan )

Jadi apakah hasilnya sama dengan karakter kalian..?? Sebenarnya ni hanya sifat umum saja, mungkin ada banyak sifat kalian yang berbeda atau justru banyak yang sama. Pada hakekatnya kepribadian seseorang dibentuk dari faktor genetika dan perkembanganya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

Teruntuk Muslim yang Gemar Ajak untuk Dukung Ahok, "Aku Bukan Muslim Cicak"

Teruntuk Muslim yang Gemar Ajak untuk Dukung Ahok, "Aku Bukan Muslim Cicak"

Jurnalmuslim.com - Tulisan ini sangat bagus, tidak diketahui siapa penulisnya. Bahasanya meruntuhkan stigmatisasi teologis yang keras. Pesan moral pada akhir tulisan  sangat mencengangkan bagi umat Islam pendukung Ahok. Berikut kisah selengkapnya:

Sewaktu ditanya perihal video viral di medsos soal Pendeta Timotius Arifin Tedjasukmana (dengan kesaksian Ibu Yully) yang mengarahkan jemaatnya kaum kristiani untuk memilih Ahok sebagai Gubernur DKI pada Pilkada 2017 nanti (bahkan terus berlanjut sampai ke kursi RI 1 pada tahun 2019), saya bilang itu hal yang lumrah dan alami dan itu bukanlah masalah SARA. Itu artinya Pdt. Timotius dan Jemaatnya yang memilih Ahok pada saat Pilkada nanti adalah Pemeluk Kristiani yang taat dan baik.


Karena memilih Ahok yang seiman dengan mereka adalah hal yang bisa difahami baik secara psikologis apalagi secara agamis.

Kalau Made, Wayan, atau Nyoman memilih I Made Mangku Pastika sebagai Gubernur mereka itu menandakan bahwa mereka adalah pemeluk agama Hindu yang baik. Itu naluri alamiah dan bukan SARA .

Bagi Warga Indonesia yang tinggal di Inggris , pasti akan tetap menjagokan kesebelasan PSSI yang bertanding di Inggris melawan kesebelasan Nasional Inggris, meskipun sadar kemampuan kesebelasan Nasional kita jauh dibawah kemampuan kesebelasan Nasional Inggris. Itu karena sentimen kebangsaan. Meskipun PSSI kalah, mereka tetap dihormati. Itulah kekuatan fanatisme yg berlatar belakang pada rasa kebangsaan. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah sepersaudaraan atau sekeyakinan, ikatan fanatisme itu pasti akan jauh lebih kuat lagi.

Karena itu tidak mengherankan bahwa survey menyebutkan tidak ada kaum kristiani atau Yahudi yang memilih pemimpin di luar agama yang mereka anut (ketika ada calon pemimpin Kristen yg ikut pemilihan). Memilih pemimpin yang seiman dengan mereka bukan hanya menyangkut masalah naluri dasar kejiwaan saja tetapi juga merupakan implementasi dari ajaran kristinani yang ganjarannya adalah pahala dari Tuhan. Karena dengan memilih pemimpin yang seiman, itu artinya ikut andil dalam menyalakan sinar Terang Tuhan Yesus di Bumi Nusantara ini. Karena itu Pdt Timotius Arifin dan Jemaatnya adalah Penganut Kristiani yang baik dan pintar.

Sekarang bagaimana dengan sikap Umat Islam di dalam memilih pemimpin ?.

Apakah kita ini pemeluk agama Islam yang baik ?

Apakah kita ini adalah umat yang pandai dan cerdas dalam merealisasikan ajaran agama kita ?.

Saya tidak ingin memakai referensi Surat Al Maidah ayat 51 di dalam menentukan pilihan pemimpin, karena ayat tersebut ternyata tiba-2 saja sudah masuk ke ranah khilafiyah. Saya lebih suka mengutip Surat Al Hujuroot 49 ayat 10 dan Hadits Rosulullãh SAW dalam panduan memilih pemimpin.

1. Allãh SWT berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ❤

"Sesungguhnya orang-2 mukmin itu bersaudara*, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan ber-taqwa-lah kepada Allãh agar kamu mendapat rahmat." (QS. 49 : 10)

2. Dalam permisalan yang indah, Rosulullãh SAW menggambarkan ikatan persaudaraan itu sebagai suatu bangunan yang kokoh seperti sabda beliau “Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam” (HR Muslim dari sahabat Nu’man bin Basyir).

Nampak dengan jelas bahwa sesungguhnya Allãh SWT telah mempersatukan kita dalam satu ikatan yang berlandaskan atas keimanan dan persaudaraan.

3. Telah memberitakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah memberitakan kepada kami Yunus bin Muhammad dari Jarir bin Hazim dari Nafi' dari Sa`ibah bekas budak Al Faqih bin Al Mughiroh, bahwa dia menemui ‘Aisyah r.ha dan melihat di dalam rumahnya ada panah yang tergantung, maka ia pun bertanya,

"Wahai Ummul Mukminin, apa yang kamu perbuat dengan benda ini ?"

‘Aisyah r.ha. menjawab,

"Untuk membunuh cicak, sebab Nabi SAW telah mengabarkan kepada kami bahwa ketika Ibrohim di lemparkan ke dalam kobaran api, tidak ada satupun dari bintang melata yang tidak berusaha mematikan api, kecuali cicak. Bahkan ia berusaha menghembuskan agar api itu tetap menyala, maka itu Rosulullah SAW memerintahkan kami untuk membunuhnya." (Sunan Ibnu Majah 3222)

PESAN MORAL :

Ketika Nabi Ibrahim a.s. dibakar dalam lautan api yang sangat besar atas perintah Raja Namrudz, secara spontan banyak binatang yang mencoba memadamkan api dengan air semampu yang mereka bisa. Salah satunya adalah burung pipit yang tanpa putus asa bolak-balik membawa air diparuhnya yang kecil. Ketika teman-temannya bertanya apa mungkin dia mampu memadamkan kobaran lautan api yang sangat besar hanya dengan beberapa tetes air dari paruhnya, maka burung pipit menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu setidak-tidaknya menjelaskan di fihak siapakah sesungguhnya dia berada.

Cicak jelas berkiblat kepada kekuasaan yang dimiliki oleh Raja Namrudz, sedangkan burung pipit, semut dan binatang melata lainnya berkeyakinan pada kekuasaan Allãh. Meskipun nampaknya usaha mereka seperti sia-sia, tetapi akhirnya dengan nashrum_minallãh (pertolongan Allãh) maka padamlah api tadi dan Nabi Ibrahim a.s. memperoleh kejayaan dan kemuliaan.

Bagaimana nasib Raja Namrudz ?

Mati dengan cara mengenaskan.

Sementara nasib cicak si pembela kekuasaan Raja Namrudz ?

Menjadi binatang terkutuk seumur hidupnya.

Seperti halnya burung pipit, seperti juga semut, saya sesungguhnya bukan siapa-siapa bahkan bukan pula warga DKI dan tidak akan ikut terseret dalam hiruk pikuk Pilkada DKI nanti. Tetapi melalui tulisan ini, tolong saksikan di Padang Masyhar nanti, bahwa "saya bukanlah muslim cicak:.

Telah aku sampaikan Yaa Allah!

Pondok Gede,
12 Muharrom 1438 H
UAR
{https://goo.gl/oiaWWe}

Terungkap! Inilah Alasan Bung Karno Memproklamirkan Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus

Terungkap! Inilah Alasan Bung Karno Memproklamirkan Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus

Dalam buku API SEJARAH jilid 2 dituliskan bahwa peristiwa proklamasi yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at Legi tanggal 9 Ramadhan 1364 pukul 10.00 pagi. Ini berarti umat Islam bangsa Indonesia khususnya dan Islam dunia umumnya sedang dalam melaksanakan Ibadah shaum.

Sedikit kronologis sebagai tambahan informasi atas posting sebelumnya tentangKejadian Disekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum di web site setneg.go.id.

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat  kediaman Bung Karno, berlangsung  perdebatan   serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut:

” Sekarang  Bung, sekarang! malam ini  juga  kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan  Bung Karno bahwa ribuan  pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita  harus segera merebut  kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami!” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno  tidak mengeluarkan pengumuman pada malam  ini  juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”

Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil  berkata:  ” Ini batang leherku, seretlah saya ke  pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus  menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan  apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan  itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk  melakukan hal itu ?”

Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan  kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri  telah menyerah dan telah  takluk  dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla­masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata­kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan  kesiapan total tentara  Jepang! Coba, apa yang  bisa  kau perlihatkan kepada saya ?  Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ?Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ?Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah  diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang  atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.

Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak  bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada  waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri,  Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa  usul para  pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan  timbulnya  banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda  nampak tidak puas. Mereka mengambil  kesimpulan yang  menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan  kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.

Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan  kecewa, terutama  karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang  mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.

Rengasdengklok  kota kecil dekat Karawang  dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela  Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15  km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.

Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak  mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan  rencana mereka sendiri. Di sebuah  pondok  bambu berbentuk panggung  di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ”Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang  tepat. Di  Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan  ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa  tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang  berada  dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua  berpuasa, ini berarti saat yang paling suci  bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu  Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat  suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu  kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).

Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang   harus dilaksanakan  di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput  tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali  ke Jakarta
(Marwati Djoened Poesponegoro,  ed. 1984:82-83).

Merumuskan Teks Proklamasi

"Times New Roman"; padding: 0cm;">Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada  Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno  dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo (1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.

Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atasBukanfu di Batavia;  kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat  terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui  kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak  sedikit  baginya,  ia  mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya.

Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco (kepala  pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah  menyatakan menyerah kepada Sekutu,  maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis  kebi ­ jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta  mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde ­ kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara­kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya  berharap agar pihak Jepang  tidak menghalang-ha ­ langi pelaksanaan  proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta, 1970:54-55).

Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta  kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di  lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan  tokoh-tokoh lainnya,  baik  dari golongan tua maupun  dari  golongan pemuda, menunggu di serambi muka.

Menurut Soebardjo (1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam,  rumusan  teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan  konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan   Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan   kekuasaan  (transfer of sovereignty). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.

Setelah kelompok yang menyendiri di  ruang  makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di  ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo (1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “Sementara teks Proklamasi ditik, kami  menggunakan kesempatan  untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang  dapur, yang telah disiapkan sebelumnya  oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami  belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah  ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya  bercampur dengan  beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri  di samping  saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka  pertemuan dini hari itu dengan beberapa  patah kata.

“Keadaan yang mendesak telah memaksa  kita  semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah  siap  dibacakan  di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing“. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama  menandatangani  naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad  Hatta dengan mengambil contoh pada“Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang  tidak  setuju  kalau tokoh-tokoh  golongan tua yang  disebutnya  “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah  proklamasi  itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad  Hatta atas  nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu  diterima oleh hadirin.

Naskah  yang sudah  diketik oleh Sajuti Melik,  segera ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Persoalan  timbul mengenai  bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan  kepada  rakyat  di seluruh Indonesia ,  dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut  Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong  ke lapangan IKADA pada  tanggal 17 Agustus  untuk mendengarkan Proklamasi  Kemerdekaan. Akan tetapi  Soekarno  menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih  baik dilakukan  di tempat kediaman saya di Pegangsaan  Timur. Pekarangan  di  depan  rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing  insiden ? Lapangan  IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan  kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan  terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan  Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu.

Detik-Detik Proklamasi

Hari  Jumat di bulan Ramadhan, pukul  05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan  kemerdekaan bangsa Indonesia hari  itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para  pemuda  yang bekerja pada pers dan  kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53).

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

“Pating greges“, keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter kesayangannya.

Kemudian darahnya dialiri chinineurethanintramusculair danmenenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai. (ref)
sumber : serbasejarah.wordpress.com

Kasus Ahok, Jokowi Ingin Tegaskan Negara tak Boleh Kalah dengan Umat Islam, ada apa??

Kasus Ahok, Jokowi Ingin Tegaskan Negara tak Boleh Kalah dengan Umat Islam, ada apa??

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengumpulkan petinggi TNI dan Polri dalam menghadapi demo besar 4 November di depan Istana menegaskan mantan Wali Kota Solo tidak menginginkan negara kalah dengan rakyat, umat Islam dan demonstran. Demikian dikatakan mantan anggota Komisi III DPR dan pengacara senior Djoko Edhie Abdurrahman kepada suaranasional, Ahad (30/10). Kata Djoko Edhie, Presiden Jokowi menganggap Ahok sosok yang sangat penting sehingga perlu melindungi seorang penista agama. Selain itu, Djoko Edhie memperkirakan lebih dari 10 orang tewas ditembak polisi pada saat demo besar 4 November 2016.itu. “Menurut perkiraan saya, akan lebih 10 orang yg tewas ditembak polisi pada tanggal 4 November itu,” ungkap Djoko. Kata Djoko Edhie, sejak Orde Baru hanya Harmoko yang lolos dari dugaan kasus penistaan agama karena pengadilan menyatakan tidak terbukti. “Lainnya semua ditahan dan dihukum berat. Sebab, selain pasal KUHP, penistaan agama praktis dijunctokan ke PNPS 1965 dan 1969, UU Subversif,” pungkasnya.
Sumber {https://goo.gl/sMyBPC}

Sabtu, 29 Oktober 2016

Simak Penyakit Yang Diderita Akibat Behel, Ketahui dan hindari

Simak Penyakit Yang Diderita Akibat Behel, Ketahui dan hindari

Islam merupakan Agama yang suci,agama yang melarang sesuatu hal yang mendatang mudharat pada diri sendri dan juga agama yang sangat tegas atas perilaku kejahatan.

Dalam Islam Allah SWT sangat membeci apabila ummatNYA tidak mensyukuri apa yang telah ia berikan,Allah menciptakan sesuatu hal penuh dengan makna,contohnya Allah menciptakan mulut disertai dengan gigi guna mulut untuk berbicara dan makan,guna gigi untuk mengunyah makanan yang telah di berikan oleh Allah.Tapi kenapa di era yang canggih/modern ini para remaja bahkan yang tua pun berlomba lomba memasang behel/kawat gigi dengan dalih untuk merapikan gigi,itu berarti sama halnya tidak mensyukuri nikmat yang telah di bberikan olehNYA.kita manusia ciptaan Allah setiap saat harus mensyukuri apa yang telah di berikan NYA karena semua itu mempunyai manfaat tersendiri,setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya,untung saja kita masih gigi yang kurang rapi coba bayangkan sodara sodara kita yang tidak Allah berikan nikmat melihat/ buta?? tapi tidak kkah dari mereka mengeluh???jelas tidak mereka sangat mensyukuri apa yang telah di berikan oleh Allah,dengan mata buta tetapi sebagian darimereka ada yang hafizh Al Quran dalam keadaan yang buta.bayangkan wahai saudara saudaraku se iman.


Ini bahaya memasang behel..!!!

1. KARANG GIGI
Karang gigi dapat muncul akibat pemakaian behel. Hal ini disebabkan area dibawah dan disekitar kurung logam dan kawat sulit untuk dibersihkan sehingga sisa-sisa makanan yang masih tersisa menyebabkan penumpukan plek. Pengguna kawat gigi logam beresiko tinggi mengalami kerusakan gigi dan gusi. Untuk itu gunakan sikat gigi khusus jika anda memakai behel.

2. ALERGI
Behel logam mengandung logam seperti tembaga, nikel, dan kromium. Diperkirakan 30 persen pasien ortodontik memiliki alergi terhadap logam yang dapat menimbulkan rasa sakit dan telinga tersumbat. Bahkan ada kemungkinnan pasien yang tidak memiliki riwayat alergi dapat menjadi alergi setelah memasang behel. Kabar gembiranya, dampak negatif tembaga, nikel, dan kromium pada umumnya ringan dan mudah diatasi dengan mengubah bahan logam yang digunakan dalam behel.

3. PENYAKIT MENULAR S3KSUAL (PMS)
Bahaya penyakit menular s3ksu4l tentu sangat mengerikan bagi seseorang. Apa penyebab PMS dalam pemasangan kawat gigi? Nah, karena kawat logam yang terpasang pada gigi anda berbenturan maka akan timbul luka kecil pada bibir serta bagian dalam pada pipi. Saat anda terlibat aktivitas dengan mulut anda, maka luka yang ada pada mulut anda akan menjadi pintu masuk penyakit seperti HIV dan Hepatitis.

4. MASALAH PENCERNAAN
Bahan kawat behel dikhawatirkan memiliki material berbahaya bagi kesehatan. Bilamana material tersebut bereaksi dengan air liur maka reaksi dari material tersebut akan menimbulkan masalah gangguan pencernaan.

Jumat, 28 Oktober 2016

12 Seruan Mengerikan Habib Rizieq Jelang Aksi Bela Islam 4 November

12 Seruan Mengerikan Habib Rizieq Jelang Aksi Bela Islam 4 November

JAKARTA – Ratusan ribu umat Islam dari berbagai penjuru tanah air kembali melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran pada Jumat, 4 November 2016, pekan depan. Unjuk rasa kali ini dikenal dengan istilah Aksi Bela Islam II.

Jelang Aksi Bela Islam II, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq membuat seruan dan pesan di media sosial Facebook yang berisi 12 poin. Seruan dan pesan itu berjudul ‘Awas Penggembosan Aksi Bela Islam.’

Dalam seruan itu, Habib Rizieq menyebutkan bahwa Presiden Jokowi telah mengumpulkan para Kapolda dan Pangdam untuk melakukan penggembosan terhadap Aksi Bela Islam II.
Selain itu, Habib Rizieq juga menuding media liberal tidak memberitakan rencana Aksi Bela Islam II dan mengacaukan informasi serta menakut-nakuti publik bahwa aksi ini akan menyulut kerusuhan SARA.
Berikut pesan Habib Rizieq yang diunggah di akun Facebook miliknya, Kamis malam (27/10/2016).

AWAS PENGGEMBOSAN AKSI BELA ISLAM … !!!

1. Presiden RI mengumpulkan Kapolda dan Pangdam seluruh Indonesia beserta jajaran militer dan polri lainnya di Istana untuk Pengamanan Pilkada serentak 2017, sekaligus Pengarahan “Penggembosan Aksi Bela Islam” untuk meredam Aksi Anti Ahok yang semakin meluas akibat Panistaan Agama.

2. Media Liberal sepakat untuk tidak memberitakan Aksi Bela Islam II, dan mengacaukan informasi, serta menakut-nakuti publik bahwa Aksi akan menyulut kerusuhan SARA agar umat Islam takut datang. Padahal Aksi Bela Islam adalah AKSI DAMAI Konstitusional untuk menuntut PENJARAKAN AHOK yang telah Menista Islam, Menodai Al-Qur’an, Melecehkan Ulama, Menghina Umat Islam, Merendahkan Bangsa Indonesia, dan Mengangkangi Kedaulatan Hukum NKRI.

3. Media Liberal melintir berita seolah MUI dan sejumlah Ulama serta Tokoh Nasional tidak setuju bahkan menentang Aksi Bela Islam II tgl 4 Nov 2016. Padahal mereka hanya menasihati Umat Islam agar Aksi berjalan Tertib dan Santun serta Damai agar menang dengan keselamatan dan keberkahan.

4. Rezim Penguasa bekerja sama dengan Media Liberal memanuver berita-berita untuk PENGALIHAN ISU, seperti berita Presiden Sikat Pungli Sepuluh Ribu Rupiah, berita PPP Jan Farid dukung Ahok, berita penyerangan “isis” terhadap Polisi, berita Aksi Bela Islam merusak Taman Kota, berita Kasus Munir diangkat kembali, dan sebagainya.

5. Tokoh Bayaran memfitnah bahwa Aksi Bela Islam adalah Aksi Bayaran dan merupakan Aksi SARA dan Politisasi Agama untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta. Padahal Aksi Bela Islam adalah Aksi Penegakan Hukum untuk menegakkan Keadilan di NKRI yang dilaksanakan oleh Habaib, Ulama, Tokoh, Ormas dan Umat Islam dengan tulus dan ikhlas.
6. Menggalang kekuatan Kyai Pendukung Ahok untuk melarang Umat Islam ikut Aksi Bela Islam dengan Korupsi Dalil dan Manipulasi Hujjah serta mencatut nama-nama Ulama Dalam mau pun Luar Negeri.

7. Membuat “Selebaran Fatwa” atas nama Ulama atau Majelis atau Lembaga Islam untuk menghapus “dosa penistaan”, sekaligus menyatakan bahwa Pemimpin Non Muslim HALAL dan tidak boleh ada Aksi menentangnya.

8. Polri mengulur-ulur waktu Proses Hukum terhadap Ahok hingga yang bersangkutan kini disahkan jadi Cagub DKI Jakarta, sehingga punya alasan untuk menunda Proses Hukum hingga usai Pilkada, sekaligus untuk memadamkan semangat dan memutus-asakan Umat Islam dalam menuntut Proses Hukum.

9. MEMECAH konsentrasi massa dengan membuat kegiatan tandingan (konser musik atau wisata kuliner dadakan atau acara Tabligh Akbar, Pengajian, dll).

10. Para Tokoh didekati dan dibujuk atau diancam dan dipolisikan agar tidak terlibat dalam Aksi Bela Islam. Sedang Para Korlap Aksi dan Penyandang Dana serta Masyarakat ditakut-takuti dan dihalang-halangi agar tidak ikut Aksi Bela Islam.

11. Menyadap dan memblokir no telpon tokoh simpul umat agar tidak bisa berkoordinasi melalui HP.

12. Di Hari Aksi waspadai PENCEGATAN Rombongan Aksi, PENANGKAPAN Korlap Aksi, PEMBLOKADEAN Jalan, PENEKANAN Pengusaha Angkutan agar tidak menyewakan kendaraan, PENGHAMBATAN Logistik, dsb.

SEGERA LAKUKAN LANGKAH ANTISIPASI
BERJUANG DAN BERDOALAH MOHON PERTOLONGAN ALLAH SWT
{https://goo.gl/GIHl4A}

Inilah 4 Tanda Warung Makan Menggunakan Penglaris, Nomor 2 Paling Mudah Dibuktikan

Inilah 4 Tanda Warung Makan Menggunakan Penglaris, Nomor 2 Paling Mudah Dibuktikan
Obsesi memperoleh  untung besar dalam usaha kadang membuat sebagian orang berpikir tak logis.
Alih-alih menggunakan cara-cara normal untuk meraup laba, ada sebagian orang yang memakai cara khusus.

Entah memakai pesugihan, sampai menggunakan jasa jin penglaris.
Ya, jin penglaris ini sudah punya nama di masyarakat sebagai alternatif untuk menghasilkan keuntungan yang benar-benar gila.
Jin penglaris ini biasanya memiliki kaitan yang erat dengan usaha kuliner. Tak bermaksud menuduh, tapi kalau kata orang-orang, tempat makan yang ramai itu kadang memang pakai jasa jin penglaris.
Apalagi kalau ramainya seolah sangat tak wajar dan berlebihan.
Ada cara untuk mengindikasikan jika sebuah tempat usaha itu punya jin penglaris atau tidak. Mulai dari rasa, sampai kejanggalan-kejanggalan lainnya.

Simak ulasannya berikut di 4 ciri warung yang pakai jin penglaris jualan.

1. Makanan Sangat Lezat Tapi Ketika Dimakan di Rumah Rasanya Biasa

Tugas jin penglaris adalah menjaga tempat usaha tuannya. Tak hanya dari gangguan, tapi juga soal rasa. Jin penglaris bertugas membuat makanan-makanan yang disajikan rasanya menggoda selera.
Meskipun rasa yang enak ini sebenarnya imajiner.
Mungkin kamu pernah mendapati sebuah pengalaman macam ini. Jadi, ketika makan di sebuah tempat mereka menyajikan makanan yang enaknya tak karuan.
Tapi, begitu dibungkus lalu dimakan di rumah, rasanya jadi sangat biasa. Bahkan cenderung tidak enak dan cepat basi. Nah, yang macam begini biasanya terindikasi usaha tersebut menyewa jin penglaris.

2. Berdoa Sebelum Makan, Rasanya Berubah Total

Mungkin kamu pernah mengalami hal ini. Jadi, saat makan di satu
tempat dan langsung kita icip, rasanya benar-benar enak tak karuan. Lalu, sejurus kemudian ketika berdoa, rasanya pun jadi berbalik 180 derajat. Rasanya tak lagi senikmat sebelumnya.
Ya, ini juga harus diwaspadai sebagai indikasi sebuah tempat itu memasang jin penglaris. Kita diajarkan sejak kecil untuk selalu berdoa sesaat sebelum makan.
Alasannya salah satunya ya agar makanan yang akan kita santap terhindar dari pengaruh-pengaruh seperti ini.

3. Tempat Cuci Piring Biasanya Sangat Jauh

Menurut pengalaman orang-orang, tempat yang diduga memakai jasa jin penglaris biasanya punya satu tempat yang terpisah dari bangunan utama.
Biasanya tempat tersebut dipakai untuk mencuci piring. Memang tak terkesan mencurigakan, tapi ini diketahui sebagai cara agar jin penglaris bisa bekerja dengan baik.
Jin, kadang tak suka dengan tempat yang dipenuhi banyak orang dan ramai. Jadi, mereka butuh ruangan khusus. Nah, konon menurut banyak orang, di tempat cuci piring inilah jin bekerja menjilati semua piring-piring yang ada.
Diketahui hal ini dimaksudkan agar makanan jadi makin enak dan lezat. Meskipun bisa jadi indikasi, tak semua tempat makan yang tempat cuci piringnya jauh lekat dengan jin penglaris. Mungkin saja beberapa memang karena alasan lain.

4. Ada Satu Ruang Khusus yang Tak Boleh Dibuka

Tempat makan yang memakai jasa jin penglaris, biasanya memiliki satu tempat khusus yang tidak boleh dibuka oleh siapa pun dengan alasan apa pun.
Pasalnya, tempat ini biasanya bakal dipakai si jin untuk tinggal, atau mungkin sebagai ruang bagi si empunya melakukan jampi-jampi.  {https://goo.gl/zxPnQs}

Astaghfirullah, Buku SD ini Berisi Anjuran Konsumsi Narkoba

Astaghfirullah, Buku SD ini Berisi Anjuran Konsumsi Narkoba

TANGERANG SELATAN – Sejumlah orangtua murid SDN Serua Indah 01, Tangerang Selatan (Tangsel), meresahkan isi buku mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) kelas V yang terdapat anjuran mengonsumsi narkoba jenis kokain dan ganja. Seorang wali murid yang tak mau disebut namanya mengungkapkan kekhawatiran itu dengan menunjukkan buku lembar kerja siswa (LKS) IPA terbitan Bakti Ilmu yang berisi anjuran mengonsumsi narkoba.

"Anak-anak kita kasihan kalau dari kecil sudah sering dicekoki buku sekolah model begini," kata orangtua siswa di lingkungan SDN Serua Indah 01, Selasa (26/10/2016). Pada halaman 29 buku itu terdapat kalimat yang menjelaskan manfaat dari daun ataupun tumbuh-tumbuhan hijau. Salah satunya menyebutkan bahwa narkoba jenis kokain dan ganja berfungsi sebagai jamu serta obat-obatan. Menanggapi keresahan orangtua siswa tersebut, pihak sekolah terkesan menghindar dan tak mau mengomentarinya.

 Buku LKS itu sendiri diduga sudah sejak lama digunakan semua SD di wilayah Tangsel. "Kita enggak mau komentar soal materi narkoba itu, yang jelas buku tersebut memang sudah lama diedarkan. Semua sekolah di Tangsel gunakan buku itu kok," ujar salah seorang guru SDN Serua Indah 01 saat ditemui di ruangannya. {https://goo.gl/wgoeTc}