Tampilkan postingan dengan label Misteri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Misteri. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2015

Seperti Inikah Tampang Nenek Moyang Manusia?

Ilmuwan mengklaim telah menemukan anggota baru dalam pohon keluarga manusia. Temuan ini berkat adanya sekumpulan tulang fosil di gua yang sempit dan gelap di Afrika Selatan.

Diutarakan ilmuwan, spesies baru ini merupakan campuran dari karakter mirip manusia dan keluarga yang lebih primitif lagi. Sebagian ilmuwan mengaggapnya sebagai spesies yang aneh. Sayangnya, temuan itu masih menyisakan sejumlah misteri, baik terkait dengan umur fosil, cara mereka masuk ke gua yang sulit diakses.

Dilansir melalui FoxNews, Jumat 11 September 2015, situs itu terletak 30 mil dari sebelah utara Johannesburg. Dari situ telah terkumpul sekitar 1.550 spesimen sejak penemuannya di 2013. Fosil-fosil itu diperkirakan mewakili sekitar 15 orang individu.

Peneliti menamakan mahluk itu sebagai Homo naledi. Digambarkan sebagai mahluk yang sudah bisa berdiri tegak. Tangan dan kaki mereka mirip spesies Homo namun bahu dan ukuran otak yang kecil lebih mirip nenek moyang Homo yang mirip kera.

"Karakter anatomi naledi mengungkap jika mereka adalah bagian dari kelompok Homo, yang umurnya sekitar 2,5 juta sampai 2,8 juta tahun," ujar Lee Berger, Profesor dari University of the Witwaterstrand, Johannesburg.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal eLife. Berger mengakui tidak bisa menentukan umur fosil itu karena karakteristik situs yang tidak biasa. Namun mereka tetap berupaya untuk menemukan jawabannya.

Replika Manusia Purba

"Kami belum bisa mengklaim jika naledi adalah nenek moyang langsung dari manusia modern," kata Berger.

Hal ini juga diungkapkan oleh Direktur Program Keturunan Asli Manusia di Smithsonian Institute, Museum Sejarah Nasional, Rick Potts. Menurut Potts, tanpa adanya identifikasi usia maka akan sulit bagi peneliti untuk menentukan evolusi signifikan dari temuan ini.

Namun, Eric Delson dari Lehman College di New York percaya jika naledi masuk dalam kelompok manusia yang hidup dua juta tahun lalu. Sedangkan mengenai pertanyaan bagaimana naledi bisa masuk ke dalam goa itu, peneliti percaya jika goa itu adalah ruang kematian yang memang disediakan untuk manusia di zamannya. Atau mungkin, itu adalah perangkap mematikan bagi individu kala itu.

Peneliti lain, Tim White, dari University of California menganggap jika temuan fosil ini bukanlah bukti adanya spesies baru dari keturunan manusia. White yakin jika fosil itu adalah milik spesies primitif Homo erectus.

Rabu, 14 Oktober 2015

Bocah Ini Temukan Fosil Dinosaurus Usia 100 Juta Tahun! Kok Bisa?

Ada sebuah cerita seorang bocah yang menemukan sebuah fosil.  Bocah usia lima tahun di Amerika Serikat menarik perhatian dari para peneliti dan media setempat. Bocah yang bernama Wylie, tak sengaja menemukan fosil dinosaurus langka berusia 100 juta tahun.

Sang bocah itu awalnya tak menyadari temuan penting itu. Dilansir dari Dallasnews, Kamis, 9 April 2015, saat itu, Wylie bersama ayahnya, Tim Brys, yang bekerja penjaga kebun binatang Dallas sedang bermain di dekat supermarket Matlock Road dan Debbie Lane, Texas.

Tiba-tiba Wylie menghampiri ayahnya dan menunjukkan temuannya.

Bocah Ini Temukan Fosil Dinosaurus Usia 100 Juta Tahun! Kok Bisa?
fosil
"Ayah saya mengatakan itu adalah kura-kura. Tapi kini ayah mengatakan kepada saya bahwa itu adalah dinosaurus," ujar bocah itu di lokasi temuan.

Brys mengisahkan begitu buah hatinya menemukan fosil itu, ia terus menggali lokasi temuan untuk mencoba mencari fosil yang lain.

"Wylie menghampiri saya dan menemukan sebongkah fosil. Itu ukurannya besar dan saya mengetahui itu sesuatu yang menarik," kata Brys.

Wylie
Temuan itu dilaporkan terjadi pada September tahun lalu, tapi untuk izin eskavasi di lokasi temuan baru bisa dikantongi beberapa bulan kemudian.

Temuan sang bocah itu menarik peneliti Southern Methodist University (SMU), Amerika Serikat. Peneliti menduga fosil itu bagian dari nodosaur, spesies dinosaurus darat langka di Texas.

"Cukup jarang menemukan dinosaurus di daerah ini," kata Michael Polycyn, peneliti SMU.

Fosil yang ditemukan sebuah cangkang pelindung tulang. Selanjutnya fosil dibawa ke laboratorium SMU untuk diteliti lebih lanjut.

Polycyn berterima kasih atas temuan bapak-anak itu. Bila tak ditemukan mereka, kata dia, fosil itu akan terkubur dan tak ditemukan lagi. Sebab di atas lokasi temuan akan dilakukan pembangunan.