Jumat, 04 November 2016

Diduga Sekelompok Preman Melakukan Penjarah Minimarket di Penjaringan, Memanfaatkan situasi Demo Damai 4 Nov, Tapi apa yang terjadi?

Dampak dari kericuhan aksi demo 4 Novembr 2016 merembet pada terjadinya penjarahan minimarket di Penjaringan yang di duga dilakukan sekelompok orang yang memanfaatkan situasi, Jakarta Utara. Namun demikian aparat keamanan mengaku sudah mengamankan lokasi kembali kondusif

Kapolda Metro Jaya Irjen Iriawan memastikan kondisi sudah terjaga.

“Sudah selesai, kami bagi tugas dengan 11 SSK dan Kodam 4 Kompi di DPR,” kata Iriawan, Jumat (4/11/2016) malam.
Kendati demikian, ia tidak membantah adanya kejadian penjarahan di sebuah minimarket di Penjaringan, Jakarta Utara.

“Ada massa 100 orang. Warga di sana yang menjarah. Kami belum dapat keterangan penyebabnya. Kami kuasai jalur protokol. Atrium dan perbelanjaan lain dijaga. Wilayah (Polres) sudah stand by,” tegasnya.

Pihaknya menyebutkan penjagaan juga dilakukan di perumahan dan pusat perekonomian. Sehingga, situasi Ibu Kota menurutnya terkendali.

“Tidak ada darurat sipil. Sekarang wakapolda akan mutar dan akan ke DPR,” jelas Iriawan.

Diduga Sekelompok Preman Melakukan Penjarah Minimarket di Penjaringan, Memanfaatkan situasi Demo Damai 4 Nov, Tapi apa yang terjadi?

Dampak dari kericuhan aksi demo 4 Novembr 2016 merembet pada terjadinya penjarahan minimarket di Penjaringan yang di duga dilakukan sekelompok orang yang memanfaatkan situasi, Jakarta Utara. Namun demikian aparat keamanan mengaku sudah mengamankan lokasi kembali kondusif

Kapolda Metro Jaya Irjen Iriawan memastikan kondisi sudah terjaga.

“Sudah selesai, kami bagi tugas dengan 11 SSK dan Kodam 4 Kompi di DPR,” kata Iriawan, Jumat (4/11/2016) malam.
Kendati demikian, ia tidak membantah adanya kejadian penjarahan di sebuah minimarket di Penjaringan, Jakarta Utara.

“Ada massa 100 orang. Warga di sana yang menjarah. Kami belum dapat keterangan penyebabnya. Kami kuasai jalur protokol. Atrium dan perbelanjaan lain dijaga. Wilayah (Polres) sudah stand by,” tegasnya.

Pihaknya menyebutkan penjagaan juga dilakukan di perumahan dan pusat perekonomian. Sehingga, situasi Ibu Kota menurutnya terkendali.

“Tidak ada darurat sipil. Sekarang wakapolda akan mutar dan akan ke DPR,” jelas Iriawan.

Sungguh Tega !!! Guru Ngaji ini sampai meninggal Berawal kena Gas Air mata pada Demo 4 November, Ingat kalian DIGAJI RAKYAT !!!


Kobaran api melalap mobil milik kepolisian di tengah aksi unjuk rasa memprotes  penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (4/11). Tak puas menyerang aparat, provokator kericuahan juga membakar mobil polisi. Total ada tiga mobil polisi yang ludes terbakar.
Jakarta, – Aksi bela Islam di Istana Negara mengakibatkan satu orang meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, atas nama M Syachrie Oy Bcan 55 tahun.

Berdasarkan keterangan Kepolisian yang meninggal itu merupakan warga Curug Banten dan merupakan guru ngaji. Diduga korban terkena gas air mata sehingga asma yang dideritanya kambuh.

“Korban meninggal dunia dikarenakan sakit asma. Tidak ada luka atau tanda kekerasan di tubuh korban,” klaim Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono melalu keteranganya, Sabtu (5/11) dinihari.

Jenazah Oy Bcan, kata dia, sudah dibawa oleh pihak keluarga. “Sudah dibawa oleh keponakan ke rumah duka di Binong Permai F14/24 RT07/07, Kelurahan Binong, Curug, Banten.”

Perlu diketahui, pada pembubaran massa aksi bela Islam di Istana, pihak Kepolisian secara membabi buta menembakan gas air mata. Berdasarakan pantuan, segala arah, tembakan gas air mata itu dilepaskan oleh pihak Kepolisian.

Salah satu provokator ricuh aksi Demo Damai 4 November tertangkap, Ternyata ber KTP Katolik

Sumber foto NU Garil Lurus

Indopress, Jakarta -Meski diwarnai beberapa aksi ricuh, demo Aksi Bela Islam gelombang kedua Jumat (4/11) di depan Istana Negara berlangsung relatif aman.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), juga menyerukan pada pendemo agar demo berjalan damai dan agar berhati-hati pada provokator yang menyusup dan ingin memperkeruh suasana.

Karena itu saat ada info ada provokator yang tertangkap dan difoto, fotonya langsung menyebar dan viral di dunia maya. Dalam foto ini terlihat seorang lelaki digelandang oleh laskar FPI dan polisi. Lelaki ini disebutkan ber-KTP Kristen.
Sebelumnya banyak pihak, termasuk Kapolri Tito Karnavian menyebutkan aksi ini bisa ditunggangi kelompok garis keras dan dikhawatirkan bisa terprovokasi dan rusuh.
Hal ini, untungnya ditanggapi positif oleh pendemo yang menyatakan bahwa aksi mereka aksi damai dan yang rusuh dan memprovokasi bukan bagian mereka. Wakil dari FPI bahkan terlihat berkolaborasi dengan polisi meredam aksi ricuh pendemo di depan Istana. (Indopress) {https://goo.gl/7jjBqC}

Kamis, 03 November 2016

Gempar !! Pak Haji Jual Rumah Demi Bayar Pembunuh Ahok Rp 1 Miliar


JAKARTA – Koordinator lapangan demo Ahok kompleks Pasar Rawa Belong, Kelurahan Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (2/11) membuat pernyataan mengejutkan.

Di depan polisi, pria berusia sekitar 60 tahun itu menolak tegas Ahok kedatangan Ahok di Kebun Jeruk. Ia pun meminta agar polisi tidak mengawalnya.

“Ane minta kalau calon gubernur nomor urut dua (Ahok) masuk Kebun Jeruk, jangan dikawal, lepasin aja. Gue kasih satu miliar untuk bunuh Ahok,” ujar pria bertopi haji tersebut.

Pria berseragam serba putih itu rela jual rumah Rp 10 miliar untuk membayar siapa pun yang bisa pembunuh Ahok. Bayarannya tidak main-main, Rp 1 miliar.

“Gua jual rumah gua Rp 10 miliar. Ada satu miliar di tangan gua, gua kasih yang bisa motong Ahok. Mati dan hidup kapan pun juga,” tegas Pak Haji.

Video yang telah menjadi viral di media sosial itu mendapat tanggapan beragam. Sebagian menyebut video itu terlalu provokatif.

“Provokator di Kebun Jeruk mengancam bunuh Ahok dan pendukung Cagub nomor 2 dengan iming-iming hadiah 1 Miliar,” tulis Ulin Yusron saat mengunggah video tersebut di akun Twitter @ulinyusron.

Berikut video Pak Haji yang menyatakan siap membayar pembunuh Ahok Rp 1 miliar
sumber {https://goo.gl/pciw1S}

Rabu, 02 November 2016

200 Ekor Ulat Belatung Ditemui Tinggal Di K3m4lu4n Wanita, ternyata ini penyebabnya, waspadalah !!


Seseorang wanita berumur 40 th. ada dalam kondisi menyedihkan di satu hospital, berdasar pada info dari tribunews nusantara, didalam kemaluan wanita itu di dapatkan 200 lebih ulat belatung.

tuturnya kakak mangsa yang berusi 56 th. yang berdekatan dengan tempat tinggal mangsa membawa wanita itu kehospital untuk memperoleh rawatan. sesudah mengadu kesakitan dibagian kemaluannya

wanita itu diakukan oleh doktor pakar bedah, ”Belum di ketahui apa penyakitnya, untuk sesaat sangkaan kanser”
tegas doktor ahli
bedah

belatung 33

Sesudah bikin siasatan awal di temui wanita ini tak pernah menikah selama hidupnya, serta senantiasa mengamalkan masturbasi dengan alat alat yang di belinya di sebagian kedai, tutur kakaknya yang tunjukkan bukti satu alat berupa kelamin lelaki yang di temuinya dalam bilik mangsa

Sesudah bikin rawatan ke-2 untuk mengesahkan penyakit yang dihadapi wanita itu, doktor mengesahkan ia yaitu jangkitan dari pada kuman air mani yg tidak di bersihkan sesudah Wanita lakukan mastrubasi. sambungnya Sumatera indonesia.

SBY: Ahok Harus Diproses Secara Hukum, Jangan Sampai Dianggap Kebal Hukum, Begini caranya?


Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) harus diproses hukum terkait dugaan penistaan agama Islam. Kalau itu dilakukan maka para penuntut keadilan tidak akan marah.

"Pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap menistakan agama. Ayok kita kembali ke situ dulu, penistaan agama itu secara hukum tidak boleh dan dilarang. Kembali ke sistem hukum kita kembali ke KUHP kita. Di Indonesia sudah ada yurisprudensi, sudah ada preseden dan sudah ada penegakan hukum di waktu yang lalu menyangkut urusan ini yang terbukti bersalah juga telah diberikan sanksi. Jadi kalau ingin negara kita ini tidak terbakar oleh amarah para penuntut keadilan," kata SBY dalam konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, Rabu (2/11/2016).

SBY pun memberi saran agar persoalan ini tidak semakin besar. Yakni tidak boleh ada kesan Ahok kebal hukum.

"Ya Pak Ahok harus juga diproses secara hukum, jangan sampai beliau dianggap kebal hukum. Ingat equality before the law, itu nilai-nilai keadilan," ingat SBY.

SBY mengingatkan lagi jangan sampai ada rumor Ahok tidak bisa disentuh. "Bayangkan, do not touch Ahok. Nah setelah Pak Ahok diproses hukum semua pihak menghormati. Ibaratnya jangan gaduh. Apakah Pak Ahok bersalah atau tidak diserahkan ke penegak hukum," kata Presiden RI ke-6 ini.

SBY mengajak semua pihak untuk menyelesaikan persoalan ini dengan bijaksana. "Mari kita bikin mudah urusan ini jangan dipersulit. Sekali lagi mari kita bikin mudah. Mari kita kembali ke kuliah manajemen dan kembali ke metode penyelesaian persoalan. Itu semeseter satu yang kuliah di ilmu manajemen, ilmu kepemimpinan," katanya. {https://goo.gl/knjZRh}

Minggu, 30 Oktober 2016

Fakta Unik dibalik Golongan darah A B O dan AB, Terbukti !!

Fakta Unik dibalik Golongan darah A B O dan AB, Terbukti !!
Kepribadian dan sifat seseorang berbeda-beda tapi menurut penelitian golongan darah bisa menggambarkan Kepribadian dan Sifat seseorang. Kali ini kita akan membahas karakteristik tiap golongan darah. Apa golongan kalian..??

Sifat Secara Umum
1. Golongan Darah A = Terorganisir, konsisten, jiwa kerja-samanya tinggi, tapi selalu cemas ( karena konon golongan darah ini terkenal perfeksionis ) yang kadang bikin orang mudah sebal dengannya.
 2. Golongan Darah B = Santai, easy going, bebas dan paling menikmati hidup.
 3. Golongan Darah O = Berjiwa besar, supel,suka mengalah dan alergi pada yang detil.
 4. Golongan Darah AB = Unik, cuek, banyak akal, dan berkepribadian ganda.

Ketepatan Waktu, Dari Yang Paling Ngaret Kalau Janjian
1. Golongan Darah B = karena terkenal paling santai
2. Golongan Darah O = karena flamboyan
3. Golongan Darah AB = karena gampang berubah `mood`
4. Golongan Darah A = karena gagal disiplin


Yang Paling Susah Mentolelir Kesalahan Orang
1. Golongan Darah A = karena perfeksionis dan narsisme-nya terlalu besar
2. Golongan Darah B = karena easy going, tapi juga gampang menuduh
3. Golongan Darah AB = karena asal beda
4. Golongan Darah O = mudah memutuskan sesuatu , tapi mudah juga memaafkan

Yang Paling Bisa Dipercaya
1. Golongan Darah A = karena konsisten dan taat hukum
2. Golongan Darah O = demi menjaga keseimbangan
3. Golongan Darah B = demi menjaga kenikmatan hidup
4. Golongan Darah AB = mudah ganti `mood`

Yang Paling Disukai Untuk Jadi Teman
1. Golongan Darah O = orangnya sportif
2. Golongan Darah A = selalu tepat waktu
3. Golongan Darah AB = kreatif
4. Golongan Darah B = tergantung mood

Kebalikannya, Teman Yang Paling Disebalin
1. Golongan Darah B = egois, semaunya sendiri
2. Golongan Darah AB = terlalu tinggi harapannya
3. Golongan Darah A = terlalu taat dan ribut mengenai hal-hal yang detil
4. Golongan darah O = sulit mengalah

Yang Paling Banyak Jadi Direktur & Pemimpin
1. O ( karena punya jiwa kepemimpinan yang tinggi dan senang memecahkan masalah)
2. A ( karena teliti dan perfeksionis )
3. B ( karena sensitif dan mudah ambil keputusan )
4. AB ( karena kreatif dan suka ambil resiko )

Yang Paling Gampang Nabung
1. A ( suka menghitung bunga bank )
2. O ( suka melihat prospek )
3. AB ( menabung karena punya proyek )
4. B ( baru menabung kalau punya uang banyak )

Yang Paling Gampang Gendut
1. O (nafsu makan besar, makannya cepat)
2. B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
3. A (hanya makan apa yang ada di piring, suka terpengaruh program diet)
4. AB (makan tergantung mood, mudah kena anoreksia)

Yang Paling Gampang Flu/Demam/Batuk/Pilek
1. A ( lemah terhadap virus dan penyakit menular )
2. AB ( lemah terhadap kebersihan )
3. O ( makan apa saja enak atau nggak enak )
4. B ( makan, tidur nggak teratur )

Apa yang Perlu Dianjurkan Agar Tetap Sehat
1. A : Karena terlalu perfeksionis , lebih baik sekali-sekali santai aja, deh. Nggak usah terlalu tegang dan serius.
2. B : Karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius dikit. Misalnya melakukan meditasi atau main catur.
3. O : Karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengontrol yang santai dan jalan-jalan.
4. AB : Karena gampang lelah, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin kamu lega.

Yang Tidurnya Paling Nyenyak & Susah Dibangunkan
1. B ( tetap mendengkur biarpun ada Tsunami )
2. AB ( jika lagi mood, tidur adalah segalanya )
3. A ( tidur harus 8 jam sehari,sesuai hukum )
4. O ( baru tidur kalau bener-bener capek dan membutuhkan )

Jadi apakah hasilnya sama dengan karakter kalian..?? Sebenarnya ni hanya sifat umum saja, mungkin ada banyak sifat kalian yang berbeda atau justru banyak yang sama. Pada hakekatnya kepribadian seseorang dibentuk dari faktor genetika dan perkembanganya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.

Teruntuk Muslim yang Gemar Ajak untuk Dukung Ahok, "Aku Bukan Muslim Cicak"

Teruntuk Muslim yang Gemar Ajak untuk Dukung Ahok, "Aku Bukan Muslim Cicak"

Jurnalmuslim.com - Tulisan ini sangat bagus, tidak diketahui siapa penulisnya. Bahasanya meruntuhkan stigmatisasi teologis yang keras. Pesan moral pada akhir tulisan  sangat mencengangkan bagi umat Islam pendukung Ahok. Berikut kisah selengkapnya:

Sewaktu ditanya perihal video viral di medsos soal Pendeta Timotius Arifin Tedjasukmana (dengan kesaksian Ibu Yully) yang mengarahkan jemaatnya kaum kristiani untuk memilih Ahok sebagai Gubernur DKI pada Pilkada 2017 nanti (bahkan terus berlanjut sampai ke kursi RI 1 pada tahun 2019), saya bilang itu hal yang lumrah dan alami dan itu bukanlah masalah SARA. Itu artinya Pdt. Timotius dan Jemaatnya yang memilih Ahok pada saat Pilkada nanti adalah Pemeluk Kristiani yang taat dan baik.


Karena memilih Ahok yang seiman dengan mereka adalah hal yang bisa difahami baik secara psikologis apalagi secara agamis.

Kalau Made, Wayan, atau Nyoman memilih I Made Mangku Pastika sebagai Gubernur mereka itu menandakan bahwa mereka adalah pemeluk agama Hindu yang baik. Itu naluri alamiah dan bukan SARA .

Bagi Warga Indonesia yang tinggal di Inggris , pasti akan tetap menjagokan kesebelasan PSSI yang bertanding di Inggris melawan kesebelasan Nasional Inggris, meskipun sadar kemampuan kesebelasan Nasional kita jauh dibawah kemampuan kesebelasan Nasional Inggris. Itu karena sentimen kebangsaan. Meskipun PSSI kalah, mereka tetap dihormati. Itulah kekuatan fanatisme yg berlatar belakang pada rasa kebangsaan. Apalagi kalau sudah menyangkut masalah sepersaudaraan atau sekeyakinan, ikatan fanatisme itu pasti akan jauh lebih kuat lagi.

Karena itu tidak mengherankan bahwa survey menyebutkan tidak ada kaum kristiani atau Yahudi yang memilih pemimpin di luar agama yang mereka anut (ketika ada calon pemimpin Kristen yg ikut pemilihan). Memilih pemimpin yang seiman dengan mereka bukan hanya menyangkut masalah naluri dasar kejiwaan saja tetapi juga merupakan implementasi dari ajaran kristinani yang ganjarannya adalah pahala dari Tuhan. Karena dengan memilih pemimpin yang seiman, itu artinya ikut andil dalam menyalakan sinar Terang Tuhan Yesus di Bumi Nusantara ini. Karena itu Pdt Timotius Arifin dan Jemaatnya adalah Penganut Kristiani yang baik dan pintar.

Sekarang bagaimana dengan sikap Umat Islam di dalam memilih pemimpin ?.

Apakah kita ini pemeluk agama Islam yang baik ?

Apakah kita ini adalah umat yang pandai dan cerdas dalam merealisasikan ajaran agama kita ?.

Saya tidak ingin memakai referensi Surat Al Maidah ayat 51 di dalam menentukan pilihan pemimpin, karena ayat tersebut ternyata tiba-2 saja sudah masuk ke ranah khilafiyah. Saya lebih suka mengutip Surat Al Hujuroot 49 ayat 10 dan Hadits Rosulullãh SAW dalam panduan memilih pemimpin.

1. Allãh SWT berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ❤

"Sesungguhnya orang-2 mukmin itu bersaudara*, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan ber-taqwa-lah kepada Allãh agar kamu mendapat rahmat." (QS. 49 : 10)

2. Dalam permisalan yang indah, Rosulullãh SAW menggambarkan ikatan persaudaraan itu sebagai suatu bangunan yang kokoh seperti sabda beliau “Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam” (HR Muslim dari sahabat Nu’man bin Basyir).

Nampak dengan jelas bahwa sesungguhnya Allãh SWT telah mempersatukan kita dalam satu ikatan yang berlandaskan atas keimanan dan persaudaraan.

3. Telah memberitakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah memberitakan kepada kami Yunus bin Muhammad dari Jarir bin Hazim dari Nafi' dari Sa`ibah bekas budak Al Faqih bin Al Mughiroh, bahwa dia menemui ‘Aisyah r.ha dan melihat di dalam rumahnya ada panah yang tergantung, maka ia pun bertanya,

"Wahai Ummul Mukminin, apa yang kamu perbuat dengan benda ini ?"

‘Aisyah r.ha. menjawab,

"Untuk membunuh cicak, sebab Nabi SAW telah mengabarkan kepada kami bahwa ketika Ibrohim di lemparkan ke dalam kobaran api, tidak ada satupun dari bintang melata yang tidak berusaha mematikan api, kecuali cicak. Bahkan ia berusaha menghembuskan agar api itu tetap menyala, maka itu Rosulullah SAW memerintahkan kami untuk membunuhnya." (Sunan Ibnu Majah 3222)

PESAN MORAL :

Ketika Nabi Ibrahim a.s. dibakar dalam lautan api yang sangat besar atas perintah Raja Namrudz, secara spontan banyak binatang yang mencoba memadamkan api dengan air semampu yang mereka bisa. Salah satunya adalah burung pipit yang tanpa putus asa bolak-balik membawa air diparuhnya yang kecil. Ketika teman-temannya bertanya apa mungkin dia mampu memadamkan kobaran lautan api yang sangat besar hanya dengan beberapa tetes air dari paruhnya, maka burung pipit menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya itu setidak-tidaknya menjelaskan di fihak siapakah sesungguhnya dia berada.

Cicak jelas berkiblat kepada kekuasaan yang dimiliki oleh Raja Namrudz, sedangkan burung pipit, semut dan binatang melata lainnya berkeyakinan pada kekuasaan Allãh. Meskipun nampaknya usaha mereka seperti sia-sia, tetapi akhirnya dengan nashrum_minallãh (pertolongan Allãh) maka padamlah api tadi dan Nabi Ibrahim a.s. memperoleh kejayaan dan kemuliaan.

Bagaimana nasib Raja Namrudz ?

Mati dengan cara mengenaskan.

Sementara nasib cicak si pembela kekuasaan Raja Namrudz ?

Menjadi binatang terkutuk seumur hidupnya.

Seperti halnya burung pipit, seperti juga semut, saya sesungguhnya bukan siapa-siapa bahkan bukan pula warga DKI dan tidak akan ikut terseret dalam hiruk pikuk Pilkada DKI nanti. Tetapi melalui tulisan ini, tolong saksikan di Padang Masyhar nanti, bahwa "saya bukanlah muslim cicak:.

Telah aku sampaikan Yaa Allah!

Pondok Gede,
12 Muharrom 1438 H
UAR
{https://goo.gl/oiaWWe}

Terungkap! Inilah Alasan Bung Karno Memproklamirkan Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus

Terungkap! Inilah Alasan Bung Karno Memproklamirkan Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus

Dalam buku API SEJARAH jilid 2 dituliskan bahwa peristiwa proklamasi yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan pada hari Jum’at Legi tanggal 9 Ramadhan 1364 pukul 10.00 pagi. Ini berarti umat Islam bangsa Indonesia khususnya dan Islam dunia umumnya sedang dalam melaksanakan Ibadah shaum.

Sedikit kronologis sebagai tambahan informasi atas posting sebelumnya tentangKejadian Disekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum di web site setneg.go.id.

Tanggal 15 Agustus 1945, kira-kira pukul 22.00, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tempat  kediaman Bung Karno, berlangsung  perdebatan   serius antara sekelompok pemuda dengan Bung Karno mengenai Proklamasi Kemerdekaan sebagaimana dilukiskan Lasmidjah Hardi (1984:58); Ahmad Soebardjo (1978:85-87) sebagai berikut:

” Sekarang  Bung, sekarang! malam ini  juga  kita kobarkan revolusi !” kata Chaerul Saleh dengan meyakinkan  Bung Karno bahwa ribuan  pasukan bersenjata sudah siap mengepung kota dengan maksud mengusir tentara Jepang. ” Kita  harus segera merebut  kekuasaan !” tukas Sukarni berapi-api. ” Kami sudah siap mempertaruhkan jiwa kami!” seru mereka bersahutan. Wikana malah berani mengancam Soekarno dengan pernyataan; ” Jika Bung Karno  tidak mengeluarkan pengumuman pada malam  ini  juga, akan berakibat terjadinya suatu pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari .”

Mendengar kata-kata ancaman seperti itu, Soekarno naik darah dan berdiri menuju Wikana sambil  berkata:  ” Ini batang leherku, seretlah saya ke  pojok itu dan potonglah leherku malam ini juga! Kamu tidak usah menunggu esok hari !”. Hatta kemudian memperingatkan Wikana; “… Jepang adalah masa silam. Kita sekarang harus  menghadapi Belanda yang akan berusaha untuk kembali menjadi tuan di negeri kita ini. Jika saudara tidak setuju dengan  apa yang telah saya katakan, dan mengira bahwa saudara telah siap dan sanggup untuk memproklamasikan kemerdekaan, mengapa saudara tidak memproklamasikan kemerdekaan  itu sendiri ? Mengapa meminta Soekarno untuk  melakukan hal itu ?”

Namun, para pemuda terus mendesak; ” apakah kita harus menunggu hingga kemerdekaan itu diberikan  kepada kita sebagai hadiah, walaupun Jepang sendiri  telah menyerah dan telah  takluk  dalam ‘Perang Sucinya ‘!”. ” Mengapa bukan rakyat itu sendiri yang memprokla­masikan kemerdekaannya ? Mengapa bukan kita yang menyata­kan kemerdekaan kita sendiri, sebagai suatu bangsa ?”. Dengan lirih, setelah amarahnya reda, Soekarno berkata; “… kekuatan yang segelintir ini tidak cukup untuk melawan kekuatan bersenjata dan  kesiapan total tentara  Jepang! Coba, apa yang  bisa  kau perlihatkan kepada saya ?  Mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ?Apa tindakan bagian keamananmu untuk menyelamatkan perempuan dan anak-anak ?Bagaimana cara mempertahankan kemerdekaan setelah  diproklamasikan ? Kita tidak akan mendapat bantuan dari Jepang  atau Sekutu. Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri “. Demikian jawab Bung Karno dengan tenang.

Para pemuda, tetap menuntut agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, kedua tokoh itu pun, tetap pada pendiriannya semula. Setelah berulangkali didesak oleh para pemuda, Bung Karno menjawab bahwa ia tidak  bisa memutuskannya sendiri, ia harus berunding dengan para tokoh lainnya. Utusan pemuda mempersilahkan Bung Karno untuk berunding. Para tokoh yang hadir pada  waktu itu antara lain, Mohammad Hatta, Soebardjo, Iwa Kusumasomantri,  Djojopranoto, dan Sudiro. Tidak lama kemudian, Hatta menyampaikan keputusan, bahwa  usul para  pemuda tidak dapat diterima dengan alasan kurang perhitungan serta kemungkinan  timbulnya  banyak korban jiwa dan harta. Mendengar penjelasan Hatta, para pemuda  nampak tidak puas. Mereka mengambil  kesimpulan yang  menyimpang; menculik Bung Karno dan Bung Hatta dengan maksud menyingkirkan  kedua tokoh itu dari pengaruh Jepang.

Pukul 04.00 dinihari, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta oleh sekelompok pemuda dibawa ke Rengasdengklok. Aksi “penculikan” itu sangat mengecewakan Bung Karno, sebagaimana dikemukakan Lasmidjah Hardi (1984:60). Bung Karno marah dan  kecewa, terutama  karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Mereka menganggap perbuatannya itu sebagai tindakan patriotik. Namun, melihat keadaan dan situasi yang panas, Bung Karno tidak mempunyai pilihan lain, kecuali mengikuti kehendak para pemuda untuk dibawa ke tempat yang  mereka tentukan. Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun, ia ikut sertakan.

Rengasdengklok  kota kecil dekat Karawang  dipilih oleh para pemuda untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan perhitungan militer; antara anggota PETA (Pembela  Tanah Air) Daidan Purwakarta dengan Daidan Jakarta telah terjalin hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama-sama. Di samping itu, Rengasdengklok letaknya terpencil sekitar 15  km. dari Kedunggede Karawang. Dengan demikian, deteksi dengan mudah dilakukan terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang mendekati Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung atau Jawa Tengah.

Sehari penuh, Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok. Maksud para pemuda untuk menekan mereka, supaya segera melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan terlepas dari segala kaitan dengan Jepang, rupa-rupanya tidak membuahkan hasil. Agaknya keduanya memiliki wibawa yang cukup besar. Para pemuda yang membawanya ke Rengasdengklok, segan untuk melakukan penekanan terhadap keduanya. Sukarni dan kawan-kawannya, hanya dapat mendesak Soekarno-Hatta untuk menyatakan proklamasi secepatnya seperti yang telah direncanakan oleh para pemuda di Jakarta . Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak  mau didesak begitu saja. Keduanya, tetap berpegang teguh pada perhitungan dan  rencana mereka sendiri. Di sebuah  pondok  bambu berbentuk panggung  di tengah persawahan Rengasdengklok, siang itu terjadi perdebatan panas; ”Revolusi berada di tangan kami sekarang dan kami memerintahkan Bung, kalau Bung tidak memulai revolusi malam ini, lalu …”. ” Lalu apa ?” teriak Bung Karno sambil beranjak dari kursinya, dengan kemarahan yang menyala-nyala. Semua terkejut, tidak seorang pun yang bergerak atau berbicara.

Waktu suasana tenang kembali. Setelah Bung Karno duduk. Dengan suara rendah ia mulai berbicara; ” Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang  tepat. Di  Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan  ini untuk dijalankan tanggal 17 “. ” Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa  tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni. ” Saya seorang yang percaya pada mistik”. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang  berada  dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua  berpuasa, ini berarti saat yang paling suci  bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu  Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat  suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu  kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “. Demikianlah antara lain dialog antara Bung Karno dengan para pemuda di Rengasdengklok sebagaimana ditulis Lasmidjah Hardi (1984:61).

Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang   harus dilaksanakan  di Jakarta . Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput  tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali  ke Jakarta
(Marwati Djoened Poesponegoro,  ed. 1984:82-83).

Merumuskan Teks Proklamasi

"Times New Roman"; padding: 0cm;">Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1, setelah lebih dahulu menurunkan Fatmawati dan putranya di rumah Soekarno. Rumah Laksamada  Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena sikap Maeda sendiri yang memberikan jaminan keselamatan pada Bung Karno  dan tokoh-tokoh lainnya. De Graff yang dikutip Soebardjo (1978:60-61) melukiskan sikap Maeda seperti ini. Sikap dari Maeda tentunya memberi kesan aneh bagi orang-orang Indonesia itu, karena perwira Angkatan Laut ini selalu berhubungan dengan rakyat Indonesia.

Sebagai seorang perwira Angkatan Laut yang telah melihat lebih banyak dunia ini dari rata-rata seorang perwira Angkatan Darat , ia mempunyai pandangan yang lebih tepat tentang keadaan dari orang-orang militer yang agak sempit pikirannya. Ia dapat berbicara dalam beberapa bahasa. Ia adalah pejabat yang bertanggungjawab atasBukanfu di Batavia;  kantor pembelian Angkatan Laut di Indonesia. Ia tidak khusus membatasi diri hanya pada tugas-tugas militernya saja, tetapi agar dirinya dapat  terbiasa dengan suasana di Jawa , ia membentuk suatu kantor penerangan bagi dirinya di tempat yang sama yang pimpinannya dipercayakan kepada Soebardjo. Melalui  kantor inilah, yang menuntut biaya yang tidak  sedikit  baginya,  ia  mendapatkan pengertian tentang masalah-masalah di Jawa lebih baik dari yang didapatnya dari buletin-buletin resmi Angkatan Darat. Terlebih-lebih ia memberanikan diri untuk mendirikan asrama-asrama bagi nasionalis-nasionalis muda Indonesia . Pemimpin-pemimpin terkemuka, diperbantukan sebagai guru-guru untuk mengajar di asrama itu. Doktrin-doktrin yang agak radikal dipropagandakan. Lebih lincah dari orang-orang militer, ia berhasil mengambil hati dari banyak nasionalis yang tahu pasti bahwa keluhan-keluhan dan keberatan-keberatan mereka selalu bisa dinyatakan kepada Maeda. Sikap Maeda seperti inilah yang memberikan keleluasaan kepada para tokoh nasionalis untuk melakukan aktivitas yang maha penting bagi masa depan bangsanya.

Malam itu, dari rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta ditemani Laksamana Maeda menemui Somobuco (kepala  pemerintahan umum), Mayor Jenderal Nishimura, untuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Nishimura mengatakan bahwa karena Jepang sudah  menyatakan menyerah kepada Sekutu,  maka berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi mengubah status quo . Tentara Jepang diharuskan tunduk kepada perintah tentara Sekutu. Berdasarkan garis  kebi ­ jakan itu, Nishimura melarang Soekarno-Hatta  mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerde ­ kaan. Melihat kenyataan ini, Soekarno-Hatta sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicara­kan soal kemerdekaan Indonesia dengan Jepang. Mereka hanya  berharap agar pihak Jepang  tidak menghalang-ha ­ langi pelaksanaan  proklamasi kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sendiri (Hatta, 1970:54-55).

Setelah pertemuan itu, Soekarno dan Hatta  kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Maeda, sebagai tuan rumah, mengundurkan diri ke kamar tidurnya di  lantai dua ketika peristiwa bersejarah itu berlangsung. Miyoshi, orang kepercayaan Nishimura, bersama Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas rumusan teks Proklamasi. Sedangkan  tokoh-tokoh lainnya,  baik  dari golongan tua maupun  dari  golongan pemuda, menunggu di serambi muka.

Menurut Soebardjo (1978:109) di ruang makan rumah Laksamana Maeda menjelang tengah malam,  rumusan  teks Proklamasi yang akan dibacakan esok harinya disusun. Soekarno menuliskan  konsep proklamasi pada secarik kertas. Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks Proklamasi merupakan saran Ahmad Soebardjo yang diambil dari rumusan   Dokuritsu Junbi Cosakai , sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Mohammad Hatta. Hatta menganggap kalimat pertama hanyalah merupakan pernyataan dari kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, menurut pendapatnya perlu ditambahkan pernyataan mengenai pengalihan   kekuasaan  (transfer of sovereignty). Maka dihasilkanlah rumusan terakhir dari teks proklamasi itu.

Setelah kelompok yang menyendiri di  ruang  makan itu selesai merumuskan teks Proklamasi, kemudian mereka menuju serambi muka untuk menemui hadirin yang berkumpul di  ruangan itu. Saat itu, dinihari menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 04.00, Soekarno mulai membuka pertemuan itu dengan membacakan rumusan teks Proklamasi yang masih merupakan konsep. Soebardjo (1978:109-110) melukiskan suasana ketika itu: “Sementara teks Proklamasi ditik, kami  menggunakan kesempatan  untuk mengambil makanan dan minuman dari ruang  dapur, yang telah disiapkan sebelumnya  oleh tuan rumah kami yang telah pergi ke kamar tidurnya di tingkat atas. Kami  belum makan apa-apa, ketika meninggalkan Rengasdengklok. Bulan itu adalah bulan suci Ramadhan dan waktu hampir habis untuk makan sahur, makan terakhir sebelum sembahyang subuh. Setelah kami terima kembali teks yang telah  ditik, kami semuanya menuju ke ruang besar di bagian depan rumah. Semua orang berdiri dan tidak ada kursi di dalam ruangan. Saya  bercampur dengan  beberapa anggota Panitia di tengah-tengah ruangan. Sukarni berdiri  di samping  saya. Hatta berdiri mendampingi Sukarno menghadap para hadirin . Waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945, pada saat Soekarno membuka  pertemuan dini hari itu dengan beberapa  patah kata.

“Keadaan yang mendesak telah memaksa  kita  semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Rancangan teks telah  siap  dibacakan  di hadapan saudara-saudara dan saya harapkan benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalan terus dan menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing“. Kepada mereka yang hadir, Soekarno menyarankan agar bersama-sama  menandatangani  naskah proklamasi selaku wakil-wakil bangsa Indonesia . Saran itu diperkuat oleh Mohammad  Hatta dengan mengambil contoh pada“Declaration of Independence ” Amerika Serikat. Usul itu ditentang oleh pihak pemuda yang  tidak  setuju  kalau tokoh-tokoh  golongan tua yang  disebutnya  “budak-budak Jepang” turut menandatangani naskah proklamasi. Sukarni mengusulkan agar penandatangan naskah  proklamasi  itu cukup dua orang saja, yakni Soekarno dan Mohammad  Hatta atas  nama bangsa Indonesia . Usul Sukarni itu  diterima oleh hadirin.

Naskah  yang sudah  diketik oleh Sajuti Melik,  segera ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad Hatta. Persoalan  timbul mengenai  bagaimana Proklamasi itu harus diumumkan  kepada  rakyat  di seluruh Indonesia ,  dan juga ke seluruh pelosok dunia. Di mana dan dengan cara bagaimana hal ini harus diselenggarakan? Menurut  Soebardjo (1978:113), Sukarni kemudian memberitahukan bahwa rakyat Jakarta dan sekitarnya, telah diserukan untuk datang berbondong-bondong  ke lapangan IKADA pada  tanggal 17 Agustus  untuk mendengarkan Proklamasi  Kemerdekaan. Akan tetapi  Soekarno  menolak saran Sukarni. ” Tidak ,” kata Soekarno, ” lebih  baik dilakukan  di tempat kediaman saya di Pegangsaan  Timur. Pekarangan  di  depan  rumah cukup luas untuk ratusan orang. Untuk apa kita harus memancing-mancing  insiden ? Lapangan  IKADA adalah lapangan umum. Suatu rapat umum, tanpa diatur sebelumnya dengan penguasa-penguasa militer, mungkin akan menimbulkan salah faham. Suatu bentrokan  kekerasan antara rakyat dan penguasa militer yang akan membubarkan rapat umum tersebut, mungkin akan  terjadi. Karena itu, saya minta saudara sekalian untuk hadir di Pegangsaan  Timur 56 sekitar pukul 10.00 pagi .” Demikianlah keputusan terakhir dari pertemuan itu.

Detik-Detik Proklamasi

Hari  Jumat di bulan Ramadhan, pukul  05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan  kemerdekaan bangsa Indonesia hari  itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para  pemuda  yang bekerja pada pers dan  kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53).

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

“Pating greges“, keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter kesayangannya.

Kemudian darahnya dialiri chinineurethanintramusculair danmenenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai. (ref)
sumber : serbasejarah.wordpress.com