Minggu, 17 September 2017

Ini alasan petani cabai rawit di Bantul gratiskan hasil panen


VIRAL - Berita Hari Ini & Sejumlah Berita Hangat |

Seorang petani cabai rawit, Widiodo (25) menggratiskan warga untuk memetik hasil panennya. Petani asal Dusun Kalipakem, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Bantul ini selain meniatkan untuk bersedekah, juga sebagai bentuk keprihatinannya anjloknya harga cabai rawit di pasaran.

"Daripada dijual mending disedekahkan. Sebab dijual pun juga rugi," ungkap Widodo, Sabtu (16/9).

Widodo menuturkan saat ini harga cabai rawit sedang anjlok. Anjloknya harga cabai rawit ini membuat para petani merugi karena biaya menanam hingga panen tidak bisa ditutup dengan hasil penjualan. 

"Tiap satu kilogram cabai rawit hanya dihargai Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu. Harga jual segitu dipastikan para petani merugi. Biaya (tenaga) petik satu orang itu Rp 50 ribu, padahal dalam sehari tukang petik (cabai rawit) maksimal dapat 12 kilogram. Kalau 12 kilogram cabai rawit dikalikan Rp 4 ribu, cuma dapat Rp 48 ribu, buat biaya tukang petik saja tidak cukup," ulas Widodo.

Anjloknya harga jual cabai rawit, lanjut Widodo membuat para petani erugi. Untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah karena fenomena anjloknya harga komoditas pertanian selalu terjadi saat panen. 

Widodo mengeluhkan biaya produksi yang tinggi untuk komoditas pertanian membuat banyak petani merugi. Biaya produksi yang dimaksud diantaranya adalah harga pupuk, bibit dan ongkos tenaga panen.

"Yang jelas kita butuh perhatian (pemerintah). Masak iya kejadian yang sama terus berulang, apa saja (pas panen raya) harganya anjlok, padahal biaya tanam itu mahal," tutup Widodo. [did]




http://gambarbusanamuslim.com/wp-content/uploads/2016/09/Model-baju-busana-muslim-terbaru-2017.png











0 komentar:

Posting Komentar