Kasus penganiayaan yang dilakukan ibu tiri terhadap Siti, gadis terbelakangan mental hingga meninggal dunia di Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara dipicu lantaran korban menghilangkan uang saat di suruh membeli garam.
cut meutia, 42 tahun, warga Gampong Beurandang Dayah, pelaku penganiayaan itu saat ditemui tribunkota.com di Polsek Cot Girek mengaku ia kesal karena anak tirinya bodoh tidak seperti anak lain nya.
"Hom hai karoh tapoh sabab han item manoe. Kahek lon yue manoe, tapi han item manoe. Biasa jih sabe lon yang seumanoe. Maka jih kupoh ngen kaye magun. Yang tingat lon sang na meulimong ge kupoh bak jaroe, bahoe ngen ba punggong," kata Tizalikha sambil menaikkan kaki ke atas kursi kayu panjang, sementara tangan kanannya diborgol petugas di tempat pegangan kursi agar pelaku tidak kabur.
cut meutia melanjutkan, saat ia memukul bokong anak tirinya itu, korban tidak menangis, melainkan hanya berdiri di kamar mandi belakang rumah yang hanya berdinding tepas,lalu saya hilaf dan menyabetkan parang di wajah Siti, itu tidak sengaja saya lakukan karena saya hanya ingin menakutinya, saat saya menyabetkan golok Siti mengelak ke arah parang yang saya hempaskan, dan saya juga terkejut karena parang itu langsung merobek wajah anak saya Siti, Tutur nya saat di tanyai.
"Aleuh kupoh lajue dimanoe keudroeih, tapi payah kukawal. Aleuh nyan jih jijak tamong lam kama. Lon hana kusangka jih meninggai akibat kupoh. Lon sangat menyesal," ucapnya dengan nada tenang.
Diberitakan sebelumnya, Siti, 5 tahun, warga Dusun Alue Geumata, Gampong Beurandang Dayah, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis setelah dianiaya dan mendapati luka serius akibat di bacok oleh ibu tirinya, Jumat, 30/9/2016, sekitar pukul 01.15 WIB.
"Saat ini pelaku telah diamankan di polsek guna dimintai keterangan lebih lanjut. Kasus penganiayaan itu terjadi kemarin (Jumat) pukul 09.00 WIB," kata Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi melalui Kapolsek Cot Girek Ipda Amiruddin.
0 komentar:
Posting Komentar